Minggu, 24 April 2016

MEMPERKECIL RESIKO KETIDAKNYAMANAN DAN KELELAHAN PENUMPANG PUBLIC TRANSPOT YANG DIAKIBATKAN OLEH DESAIN HANDGRIP MELALUI SEGI ERGONOMI



MEMPERKECIL RESIKO KETIDAKNYAMANAN DAN KELELAHAN PENUMPANG PUBLIC TRANSPOT  YANG DIAKIBATKAN OLEH DESAIN HANDGRIP MELALUI SEGI ERGONOMI


Oleh : Ali Mushoffan ( 14.I.0218 )
Kelas MKTJ B Angkatan IV



           

           


          Pada umumnya diberbagai negara-negara maju, mereka telah menciptakan standar peraturan yang berkaitan dengan desain pada moda public transport untuk menjamin kondisi kenyamanan minimum dan keselamatan penumpang ketika berkendara  sehingga peran masyarakat dalam berkendara dengan public transport dalam mengurangi kemacetan diharapkan nantinya akan meningkat.
            Maka dari itu, untuk merancang moda publik transport yang dapat menjamin faktor-faktor tersebut dibutuhkan adanya perancangan sistem ergonomis bagi penumpangnya , khususnya pada elemen-elemen yang berkaitan langsung dengan penumpang , seperti lebar pintu, jumlah tempat duduk, posisi handgrip dan sebagainya. Salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang kenyamanan dan keamanan penumpang dalam berkendara ialah pegangan tangan ( handgrip) guna mengurangi resiko kecelakaan dan ketidaknyamanan yang bisa muncul karena dimana penumpang dipaksa berdiri maupun saat penumpang berubah (pindah) tempat .
            Public Transport terutama pada bus sejak awal operasi di tahun 2004 sudah dilengkapi dengan handgrip yang digunakan penumpang agar merasa nyaman dan tidak mengalami kelelahan selama berdiri dalam perjalanan, dimana pengadaan hangrip yang terpasang pada kabin setiap bus selama ini dipesan dari produk luar negeri.
            Pengadaan serta pemasanganya serta respon dari penumpang mengenai kenyamanan dan keamanan, handgrip ini dapat dijadikan sebagai tijauan , khususnya dari faktor ergonomis . mengingat ukuran tubuh orang luar negeri berbeda atau relatif tidak sama dengan ukuran tubuh di indonesia. Selain itu , pihak pihak yang mengelola moda bis ini yaitu para BLU telah menerima banyak keluhan dari penumpang mengenai masalah yang dialami ketika berpegangan pada handgrip selama perjalanan, untuk itulah apabila desain handgrip yang ada masih kurang baik, maka perlu adanya perubahan desain handgrip yang tersedia dan memenuhi persyaratan ergonomis.
                Pengertian Handgrip,  Handgrip atau pegangan bus, biasa dikenal dalam sistem transportasi di jepang disebut tsurikawa atau dalam bahasa inggrisnya hanging straps. Handgrip pertama kali mulai diaplikasikan dalam sistem kereta api bawah tanah di london di awal tahun 1910-an, yang kemudian diaplikasikan juga pada Metro Paris dan New York City Subway. Jepang mulai mengadopsi sistem tersebut pada tahun 1923, di sistem Tokyo Subway seri 1000. (Takahashi, M Depth Railway Dictionary For Maniac Fans.2001).
                Handgrip berfungsi sebagai penjaga keamanan dan kenyamanan penumpang yang berdiri khususnya, agar tidak terpelanting bahkan jatuh saat kendaraan melaju cepat, maupun mengerem. (Takahashi, M Depth Railway Dictionary For Maniac Fans.2001).


Sumber : Peneliti
Perancangan Ergonomis , yaitu mengacu kepada International Ergonomics Association, Ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari faktor dari manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau dari anatomi, fisiologi psikologi, engineering manajemn dan desain/perancangan untuk mendapatkan suasana kerja yang sesuai dengan kemauan manusianya.
                Penerapan ergonomi dapat berupa rancang bangun maupun rancang ulang dari proses kerja ataupun peralatan kerja( Nurmianto,Eko.Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya,2008) Ergonomi dalam desain mempertimbangkan kemampuan pengguna untuk melakukan gerakan tertentu dan pada jarak tertentu terhadap gerakan yang dilakukan. Hal ini mencakup kepada rasa lelah pada saat pekerja beroperasiyang berulang dengan rentang waktu tertentu . (Hunter, Thomas A.Engineering Desain for Safety, 2007).
                Kenyaman, kenyaman dapat didefinisikan menurut Kuijt-Evers (2007), Vick (2005), Dumur (2004) dan Looze (2003) mendefinisikan kenyamanan dalam desain, dijelaskan sebagai berikut :
1.       Kenyamanan merupakan konstruksi subyektif
2.      Kenyamanan dipengaruhi oleh faktor yang memiliki berbagai macam sifat,(fisik,fisiologispsikologis)
3.       Kenymanan merupakan reaksi terhadap lingkungan)
Dalam hal ini, pada handgrip yaitu diharapkan para pengguna handgrip ini merasakan kenyaman saat menggunakanya.
                Kelelahan, menurut Nurmianto,e.(2008), kelelahan disebabkan oleh kondisi kerja yang terlalu lama yang menyebabkan klikogen dalam darah menurun dabawah normal, dan kebalikanya, kadar asam laktat akan meningkat. Hal tersebut merupakan proses kontraksi otot yang telah disederhanakan analisa pemangkit energi dan sekaligus menandakan pentingnya aliran darah untuk otot. Dan kecelakaan terjadi karena apabila peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan tangan penggunanya , para penumpang. Jika tetap digunakan maka bentuk tangan maupun bentuk alat hangrip tersebut tidak sesuai, maka pengguna cenderung akan mengalai cedera.
                Dapat dikatakan bahwa  handgrip adalah produk dimana produk ini dipakai oleh mausia pada lingkungan kerjanya terutama ketika manusia menjadi penumpang pada public transport sebut saja bus, maka manusia menggunakan handgrip sebagai pacuan untuk meraskan keamanan serta kenyamanan walaupun pada akhirnya setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda . msks dsri itu untu handgrip yang sudah ada dan terpasang dan sudah digunakan kita jadikan sebagai perbandingan tindakan apa yang akan kita lakukan ketika handgrip itu kurang nyaman dipakai, entah itu dengan desain ulang pembuatan handgrip yang sesuai dengan kemauan manusia, atau dengan memodifikasi handgrip yang sudah ada. 


Jumat, 15 April 2016

MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK "Komunikasi Efektif & Faktor-faktor yang mempengaruhinya-pert 3"



MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK
“ Komunikasi Efektif & Faktor-aktor yang mempengaruhi Kelancara/hambatan Berkomunikasi pert-3 “



Berikut postingan saya yang selanjutnya mengenai Media Komunikasi Publik, kali ini saya akan membahas bagaimana ketika kita dalam berkomunikasi itu , kita dapat mengerti apakah apa yang kita sampaikan dimengerti oleh lawan bicara kita atau sebaliknya, efektif atau tidak? Jika tidak efektif apa penyebabnya? Karna komunikasi bukan ilmu yang gampang, menurut saya omunikasi itu sederhana namun butuh pemikiran khusus agar lebih keliatan manfaatnya.
Langsung saja , Apasih Komunikasi Efektif?


Gambar komunikasi efektif

A.     Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah dimana ketika kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita terjadi interaksi ,feedback atau umpan balik yang dapat dimengerti oleh pelaku maupun lawan kita saat berkomunikasi. Perlu kalian ketahui bahwa feedback yang kita terima ada 2 macam yaitu penerimaan atau penolakan,  yang saya maksud dalam hal ini ketika kita bicara pendengar mengerti dengan jelas bahwa apa yang kita bicarakan itu salah namun dimngerti oleh pendengar dan pendengar memberikan tanggapan atau sanggahan kepada kita sebagai pembicara/ Komunikator.



Komunikasi adalah bagian penting untuk mempengaruhi orang lain, untuk itu kita harus menggunakan komunikasi secara efektif supaya kita dapat memperoleh apa yang sudah kita inginkan.

Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang anda miliki, pengetahuan dan keterampilan komunikasi termasuk kedalam bagian penting dan berguna . ( J.A Devito ,1997).

Dalam Komunikasi Efektif ini disebutkan beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh komunikator atau pembicara/ pengirim informasi,
Yang pertama Pengetahuan :
a.   Komunikator harus mempunyai pengetahuan tentang gambaran apa yang akan         disampaikan
b.      Komunikator harus mempunyai pengetahuan untuk mengidentifikasi sasaran
c.       Pengetahun tentang Formulasi isi Pesan
d.      Pengetahuan untuk memilih media komunikasi apa yang digunakan
e.      Kredibilitas komunikator , mengetahui masalah dan sangat kompeten pada bidangnya.

Yang kedua adalah Keterampilan :
a.             Mendengarkan
b.            Bertingkahlaku asertif
c.             Situation Reading
d.            Persuasing
e.            Dapat memberikan kesimpulan.


Seorang Komunikator harus mampu , membawa audience kedalam suatu percakapan yang mampu memberikan suatu kenyamanan, kehangatan dan Persahabatan.

Seorang Komunikator harus mengerti betul tentang isi pesan yang disampaikan , harus memenuhi beberapa aspek diantaranya , Isi pesan Valid, Aktual dan Kemasan( dikemas dengan menarik ).

Ketika kita berbicara untuk menciptakan suatu pembicaraan yang efektif kita juga perlu mengetahui tentang komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Menurut Albert Mehrabian (1981) , Makna setiap kegiatan komunikasi dihasilkan dari fungsi-fungsi 7% Pernyataan Verbal, 38% bentuk vokal, dan 55% ekspresi wajah.

Dari beberapa pernyataan diatas kita hanya berbicara pada komunikator. Fakta dalam berkomunikasi , manusia itu ketika mendengarkan itu lebih susah dari pada ingin didengarkan.

Komunikan lebih cenderung malas untuk mendengarkan , maka dari itu  untuk terciptanya komunkasi yang efektif.
 

selain komunikator yang harus berpengetahuan dan terampil, komunikan juga harus bisa berperan yaitu dengan menjadi pendengar yang baik. seorang pendengar yang baik bukan sesuatu yang mustahil. Siapapun dapat mengasah keterampilan mendengar mereka. Ada ungkapan, “Mendengar adalah suatu proses yang aktif. Bukan berarti hanya duduk diam serta melotot menatap seseorang.” Belajar keterampilan mendengarkan dengan baik dapat menolong Anda meningkatkan hubungan Anda, memahami orang lain lebih baik, serta meraih sukses lebih besar dalam pekerjaan dan kehidupan. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu Anda menjadi seorang pendengar yang baik.
Bagaimana caranya??
Menurut "6 steps to becoming a great listener" karya Sarah Pickard.
1. Posisi Siap
2. Kontak Mata
3. Mengakui
4. Bertanya
5. peduli
6. Jangan memotong pembicaraan orang lain.

B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran atau hambatan dalam berkomunikasi
Yaitu :
1.       Pengetahuan
2.       Pengalaman
3.       Intelegensi
4.       Kepribadian
5.       Budaya
6.       Biologis
( Kelainan Mulut, Gagap,/ Cadel )
                Maka jika faktor-faktor diatas baik maka dalam berkomunikasi akan terjalin komunaksi yang efektif. Dan sebaliknya apabila faktor-faktor diatas tidak baik maka komunikasi yang berjalan ada resiko bahwa komunikasi tersebut tidak efektif.
Mungkin cukup ini tentang apa itu komunikasi efektif dan faktor-faktor apa yang menghambat dan memperlancar suatu komunikasi. Untuk apa berdoa kalau tida taat, Untuk apa berbicara kalau tidak bermanfaat.

Sumber referensi yang saya dapatkan :
2.       KOMUNIKASI EFEKTIF, EMPATIK, DAN PERSUASIF By: Drs. Sulis Yani Hariyanto, M.Ed (Widyaiswara PPPPTK BOE Malang)
3.      http://chalouiss.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-tujuan-bentuk-dan-unsur.html.#sthash.SRZN2y0v.dpuf